Sabtu, 11 April 2020

Filosofi permainan Merdeka

di April 11, 2020
Ahad, 12 April 2020
Aku dan permainan masa kecil ku

Hari itu, pada pertengahan hari yang di tandai dengan bayang sudah sejajar dengan tiang. ku duduk bersemayam di tempat biasa aku bekerja, di tempat semua yang ada dalam rasa dan angan ku tuangkan menjadi kata hingga kisah cerita.

Saat aku menulis ini, aku sudah berumur 19 Tahun yang sebulan lagi akan berumur 20 tahun, aku menempuh pendidikan saat ini di Universitas satu-satu universitas islam di Bali-Nusa tenggara, iya UIN MATARAM, aku mengambil prodi HUKUM KELUARGA ISLAM. Aku tidak bangga dengan itu karena itu adalah Tangug jawab besar yang akan ku laporkan pada kemudian hari.

Aku terlahir di desa, dari orang tua sederhana Namun terpandang, mereka bukanlah Presiden atau kepala desa, bapak ku hanya staf biasa yang mengabdi kepada negara, emak ku hanyalah ibu rumah tangga dan guru anak-anaknya.

Desa ku asri sejak ku kecil hingga saat ini, Hanya sedikit bereda, aku dulu kecil yang senang bermain dan sekarang sedikit menjadi manusia yang sibuk memikirkan kemajuan bangsa,

Aku menulis ini untuk mengulang kembali masa kecil ku di desa asri.

Jauh dari kota, aku mengahabiskan masa kecil dengan panorama alam nan indah, Pernafasan ku jauh dari debu polusi, dan mata ku jauh dari gedung tinggi.

Sebelas Tahun silam, aku masih bocah yang duduk mendengar ocehan manusia berjasa di bangku usang dengan seragam merah putih, Aku sama seperti anak pada umumnya, yang gemar bermain dan bermain tapi tak lupa waktu, karna jika ku lupa waktu ada sebatang kayu menunggu yang di pegang tuan bermata merah.

Permainan yang viral saat itu bukanlah tik tok saat ini, saat itu kami anak desa jauh dari berbagai macam buatan tanggan orang china, kami bermain dengan riang gembira bersama karya dan buatan tangan sendiri.
Sederhana itu pasti karna di rakit dengan bahan dan alat yang mencukupi.

Tak ada maslah dengan rupa dan harga, karena dalam pikiran kami anak desa terpenting canda tawa riang gembira.

Tibalah pada sore hari, setelah selasai bekerja di rumah, ku turun dengan rupa yang sederhana menyapa kawan yang sedang menyipakan alat untuk bermain MERDEKA Namanya.

Permainan yang hanya menggunakan karet dengan membutuhkan jasa beberpa manusia.

Permainan loncatan itu di awali dengan tahap yang lebih rendah, kemudian naik sedikit menjadi sedang, dan sampailah pada tahap yng lebih tinngi untuk di loncati.

Ku duduk saat ini terpikirkan oleh ku filosofi permainan ini, PERMAINAN MERDEKA yang di mainkan oleh sedikitnya 4 orang dengan memulai dari tahap awal lebih rendah, menenggah hingga pada ujung lebih tinggi untuk raih.

Akankah filosofi permainan ini, mendidik anak muda mengikuti proses dari terendah hingga tinggi untuk diraih?

Proses mengadu kekuatan anak muda, kecerdasan dan kesabaran untuk tetap berusaha dalam meraih tiap tahap hingga berada pada ujung yang di menangkan.

Permainan akan usai saat matahari menyapa senja, hingga bertukar peran dengan malam yang di temani gempita bintang dan cahaya rembulan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tintasetitik_dalam ilusi © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor