Rabu, 30 September 2020

Prihal Pergi dan Pulang

di September 30, 2020 0 komentar

 


Kali ini bukan tentang dia

dia binar

Bukan juga tentng senja

bukan mentari

bukan rembulan

 

PERGI dan PULANG

 

aku telah membaca buku legendaris nan puitis dan Penulis terkenal (Rintik Sedu dan Pak Sapardi Darmono) “Masih Ingatkah Aku jalan pulang” dan bukunya Tere Liye “Pergi dan Pulang”

Lantas ada pertanyaan besar dalam pikiran ku

Jika pulang apakah harus pergi terdahulu

Jika Pergi apa akan selalu pulang

lantas mana yang dulu pergi atau pulang

Atau kedaunya bisa saja bersamaan antara pergi dan pulang

Selasa, 26 Mei 2020

Segala sisi.

di Mei 26, 2020 0 komentar

Sempurna jingga mu kau keluarkan.
Berjalan tanpa memikirkan binar yang melupakan.
Berbalik tanpa meninggalkan tatapan. 
Apa kau baik-baik saja? 

Senja, kali ini seperti nya kau memberi suatu isyarat. 
Aneh saja rasanya tingkah mu kali ini. 
tidak seperti biasanya. 
atau ini hanya prasangka ku saja? 

*Kau bisa menatap ku dari mana saja kau mau 
krna aku tetaplah aku.* 
di pertegas senja di kala binar bertanya tentang tingkahnya hari itu. 

Tanpa resah binar mengangguk untuk mengiyakan agar semuanya kembli normal. 
Mengiyakan bukan berarti binar percaya senja baik-baik saja tanpa menyembunyikan apa-apa. 

Pantaskah aku untuk mencurigai mu? 
lantas prasaan apa yang membunuhku ini? 
dengan tingkah mu yang memberi banyak terka. 

Kata mu *kau boleh menatap ku dari arah mana saja*
Bagaimana aku bisa menatap mu secara keseluruhan jika satu sisi saja kau menyimpan rasa yang tak biasa, 
sulit untuk ku menerka mu, apa kau gelisah? resah? 

aku bertanya, namun kau memilih diam seribu bahasa. 
bahkan kau mengalihkan kata. 

Inikah sadar yang kau katakan? 
Apa aku harus mati bersama dengan pertanyaan yng ku lontarkan baru kau akan membuka kata? 

Senja, diam bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah. 
Aku ada disini untuk mendengar mu. 

Aku tak akan meninggalkan mu sampai kau Sadar akan hal yng kau lakukan. 

Kamis, 14 Mei 2020

Canda tawa tengah hari.

di Mei 14, 2020 0 komentar
Limabelas Mei duaribuduapuluh. 

Hari ini mentari tepat sejajar dengan bayang, Terdengar keras tawa dari lawang. Lawang gubuk tua milik nyonya dan bos besar.

Di awali dengan cengkrama cerita biasa.Tegang muka dua ananda.
Menyimak ucap bibir laki-laki tua. 

Cengkrama masa muda, sekarang menjadi sejarah. Sejarah hidup laki-laki tua. Mendengar ananda dengan penuh saksama. 

Prihal Wibawah 
Sedari muda laki-laki tua
Di terpa banyak rupa masalah. 
Masalah manusia yng tak tau muka. 
Muka tersembunyi di balik dusta. 

Menantang dia semua dusta. 
Harum nama sepanjang masa
Manusia segan terhadapnya
Kebaikan hati dan keindahan rupa. 

Beralih haluan pada kisah cinta. 
Laki-laki tua sewaktu muda
Banyak ia bermain cinta. 
Wanita tak hanya satu dua, bahkan katanya adanya disemua desa. 

Tercengang kedua ananda, 
Tawa lepas putri dan putra Laki-laki tua. Senyum sayu di wajahnya. Sepertinya cerita sedikit menyimpang dari realita. 
Sejarah panjang tentang cinta. 
Pertemuan ia dengan ratu cinta. Tempat hati berhenti dan melabukan cintanya. 

Perjalan panjang pertemuan keduanya. Hingga terlahir lah kedua ananda. Ananda tercinta
Raut rupa tak sama. Namun cinta selalu senada. 

Berakhir pada cetita ananda. 
Putri pertama
Senyum manis di bibirnya
Pertanda malu prihal rasa. 
Tak di nafikan putri pertama mengenal cinta. 

Putri pertama, menghentikan kata. Kala putra kedua bercerita jelaka. Saut menyaut keduanya
Hingga cerita kembali pada sejarah laki-laki tua. 

Aaah menceritakan canda tawa mereka. Tak habis hanya jika satu hari saja. 

#KeluargaSederhanaPenghuniGubukTua #bunarsenja_22

Selasa, 12 Mei 2020

Waktu mengizinkan temu.

di Mei 12, 2020 0 komentar
Tiga belas Mei dua ribu dua puluh. 

Waktu mengizinkan temu. 

Hari ini, mentari mulai sedikit menatap. 
Walau tak menyapa. 

Terkejut aku,
Membuka pintu
Melihat sosok perempuan paru baya depan pintu. 

Tak memerlu waktu lama 
Langsung melayang pelukan ku 
Ke tubuh hangatnya. 

Nenek ku, setelah 7 Tahun tak temu. 
Hari ini Waktu mengizinkan itu. 
Tak terpikir dalam angan ku. 
Bisa melihat kembali sosok perempuan cantik ku. 

Nenek. 
Ramput hitam belum kian memutih. 
Garis pun belum terlihat di pipi. 
Rupa mu membuat aku terpesona. 
Ingin aku terlihat sama. 

Nenek. 
Otak cantik. 
Merantau sampai ke negeri china. 
Berbincang kita prihal wabah. 
Ternyata tak lepas dari kejam penguasa. 

Kata nenek, Hari ini kita harus benar-benar berhati-hati. 
Kita sedang di jajah. 
Dijajah intelektual, ekonomi dan percaya diri kita. 

Asin manis pahitnya negara tetangga 
Terbaca semua dalam akal nya. 
Negeri china dikatakan kmpung halaman nya. 
Krna disana bertemunya ia dengan kekasih hatinya. 

Nenek. 
Senang ku berbincang panjang 
Dengan mu, ku membuka ruang. 
Ruang bahwa politik tak tenang. 

Nenek ku berkat. 
Indonesia, 
Tidak senang di Katakan bodoh,. 
Namun dia senang di bodohi. 
Tidak senang di katakan lemah. 
Namun sedang di lemahkan. 
Tidak senang di katakan pencuri. 
Namun membuka jalan untuk di curi. 

Aaah cepatlah sembuh ibu Pertiwi. 
Nenek ku butuh aku di samping nya. 

Sabtu, 02 Mei 2020

Definisi mandi adalah orang yng tidak percaya diri.

di Mei 02, 2020 0 komentar
Aku, Air dan pagi

Tiga Mei Duaribu dua puluh.
Waktu bicara kali ini dia jam sembilan lebih tiga puluh.

Aku bersama kekasih elektronik ku,
Berbaring di sofa usang milik gubuk tua.
Bercengkrama aku dengan kekasih ku.
Menengok sedikit sambungan abjad para penyakit nan hebat.

Dua tiga syair ku lewati dengan hening nan sunyi.
Tak lama tuan gubuk tua masuk.
Aku terkaget dalm ambyar hening ku.

Aku mulai menepi dan sedikit menutup telinga.
Karna tuan dan puan serentak menyuruh aku menyentuh air dan mandi

Tiga puluh menit keduanya saling saut menyaut.
Menyalahkan ku,
Sambil bergegas keluar untuk mencari cara menghidupi dua buah hati di tambah satu tambatan hati.

Aku seperti biasa, terdiam dan tak berkutik.
Kali pertama tuan dan puan mengatakan: Mandi, air menunggumu sejak tadi.
Dan aku tak mengatakan sepatah kata.

Kali kedua, dengan kata yng sama:
Mandi, air sebentar lagi akan lari.
Dan aku pun sedikit mulai tegak

Kali ketiga, dengan kata yng sma dan melayanglah handuk merah.
Dan aku tanpa aba-aba berdiri dan lari.


Darah juang cerdas bangsa

di Mei 02, 2020 0 komentar
Sabtu, dua Mei dua ribu dua puluh.
Masih dengan teman ku, Mei.
Iya, hari ini ku tuliskan angka 2,

Hari dimana kecerdasan di gaungkan.
Mengapa tidak, hari ini tokoh nasional ki Hajar Dewantoro di peringati, sebagai bpak pendidikan.

Ibu Pertiwi tak luput dari perjuangan, kerja keras, sampai capaian meninggi.

Terkait pendidikan, Ki Hajar Dewantoro mengatakan: keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh kerjasama tiga pilar pendidikan yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat lingkungan.

Tiga pilar sangat pnting bagi insan, lebih" Pilar kedua. Dan tak kalah pengaruhnya pilar pertama dan ketiga.

Baiklah, mari menenggok sedikit pada ibu Pertiwi, para petinggi memiliki ketiga pilar itu, namun tak banyak dari isi bumi ibu Pertiwi ini merasakan hal yang sama.
Trutama Terkait pilar pertama.

Namun hasrat anak bangsa meronta
Hingga nekat pada waktu dan ancaman penguasa.
Anak bangsa, tak ingin tenggelam dengan perkembangan pemikiran licik kaum tua.
Yang bergelut di dunia fana tanpa mengenal rasa kasih terhadap sesama.

Anak bangsa nekat,
Berjuang dengan cucuran darah,
Dalam menggaungkan pendidikan merata.

Perjuangan ki Hajar Dewantoro, tak berhenti pada dirinya.
Karna kami anak bangsa cucu cicit ibu Pertiwi.
Berada di garda terdepan
Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selamat hari pendidikan nasional untuk kita semua. 🤝

Jumat, 01 Mei 2020

Cinta menerka.

di Mei 01, 2020 0 komentar
Satu Mei dua ribu dua puluh.

Senja menyapa, dengan melambaikan sinar pada ujung pohon kelapa.
Ku berdiam di pojok kiri ruang kerja ku,
Dengan perbincangan di genggam.

Yaa berbincang dengan lelaki timur ku,
Sedikit nyambung di awal pembahasan.
Iya dia penyair dan aku penikmat,.
Walau tidak di nafikkan Sesekali aku belajar menyatukan abjad.

Hal baru ku tau dari nya
Dia tak suka banyak bicara.
Katanya itu ngak baik.
Dan aku telah pertegas,
Kita berbanding terbalik

Inikah cinta??
Sedangakan aku mendefinisikan cinta adalah dialog antara aku dan aku.
Artinya kita nyambung dalam bicara, sejalan dalam berkata, satu tujuan dalam beridealis.

Apa ini tetap cinta?
Atau aku keliru dalam pemaknaan sikapnya?

Aaah, Tuhan
jangn kau buat aku
Resah prihal rasa .


Kamis, 30 April 2020

May spesial day

di April 30, 2020 0 komentar
Suka Duka si Mei.

Dari setitik tinta ini kau akan mendengar kisah cerita yang ada dalam imajinasiku.

Aku punya sahabat bernama Mei.
Mei adalah rembulan ganjil setelah melewati genapnya april.

Ku ucapkan selamat datang pada senang.
Ku kalungkan permata pada hari terang.

Ku awali dengan darah juang tertulis angka 1,

Mei melangkah menelusuri jalan setapak tanpa alas pada kaki.
Darah berhamburan khalayak krikil.
Buruh jalan di tempuh manusia bumi,

Negara tetangga mengagungkan, dan bahkan merayakannya.
Begitu pun dengan ibu Pertiwi,
Ikut ikutan merayakan.
Namun sekarang ini,
Perayaan itu bagaikan pisau yng membunuh.
Hak butuh negra ini tak semanis perayaan yng peringati duniaaaa.

Miris.

Rabu, 29 April 2020

Setitiktinta_

di April 29, 2020 0 komentar
KEKASIH DALAM IMAJINASI



 

Hari ini di kala Rembulan Menganti peran mentari
Masih di tempat ku berdiri,
Di tempat ku bermain dengan ilusi dan imajinasi.

Kali ini benar adanya aku tidak sedang menulis tentang mu 
Aku hanya mencertiakan tentang rahman kekasih miant, 

Perlu ku perkanalkan terlebih dahulu,
dia Rahman, pemuda tampan yang berasal dari sudut bumi bagian timur
dia rahman yang mati di kala aku tak berdaya dalam berilusi.

rahman berjalan menelusuri setiap ruang sudut bumi 
menunduk dan merunduk pada hari
mencari keberadaan kekasih hati  

 Hingga tiba pada hari yang telah di abadikan untuk temu
Rahman menanti di bangku tua dengan pancaran senja pagi

sepuluh, dua puluh, tiga puluh terdengar suara waktu.
kekasih tak kunjung melambai

Sesampainya mentari menyapa senja di ujung pantai pulau gowa
rahman nampak terjaga di bangku tua 
tak beranjak dari secangkir kopi pahit pelipur lara
yang resah menanti kekesih yang tak kunjung terlihat rupa warna

Terdengar gemuru langit yang hendak memberi tanda 
Badai menyapa sudut bumi dengan penuh resah
belum usai waktu bersuara dan memberi aba-aba

tangisan langit di sambut senja
Tanpa pikir panjang rahman beranjak tertinggal kalung hitam miliknya
Badai tak lama menyapa, setelahnya pergi tanpa meninggalkan sisa. 


Selasa, 28 April 2020

Goresan

di April 28, 2020 0 komentar

_Apa kabar Bpak nmr satu Negeri ini?. Semoga sehat selalu dan hati dalam keadaan gelisah, gelisah memikirkan rakyat untuk mencari solusi dari segala yang di derita rakyat. Apa kabar bapak nmr satu negeri ini? Do'a dari aku gadis dari salah satu desa plosok negeri mu *Agar hati dan akal mu selalu cerdas dan jernih hingga hak dari rakyat mu terpenuhi* Sedikit lagi Bapak nmr satu negeri ini *Jangan lah bungkam akan suatu peristiwa yng merenggut kemerdekaan orang lain*_ 🕊 #sedikitcoretandariplosokdesa🌻

Hening senduh

di April 28, 2020 0 komentar
Berkahir di keheningan malam

Pagi mentari tersenyum pada mu dengan sedikit pelukan hangat yang selalu di berikan tanpa meminta. 
Bertemu dengan bnyak rupa membuat pikir sontak ingin bercerita tentang apa yng di saksikan mata. 
Cerita tentang banyak rupa yng dilirik mata beraneka ragam rasa, mulai dari rasa semangat juang, hati terseduh, tersadar, inovasi hingga ter kesimpulan suatu motivasi. 

Waktu siang hari, tepat bayangan sejajar dengan benda merupakan suatu pertanda menghadap Dan bercerita lepas Kepada Nya. 
Iya Dia, tempat paling mengerti dan nyaman menceritakan segala rasa gunda gulana. 
Bersimpuh pilih, khidmat cerita tak ingin beranjak dan ingin terus bercengkrama. 
Namun, Dia menginginkan ku terbangun dan segera bergegas memenuhi tuntutan akademia intelektual. 

Waktu senja, hari ini terlewati dengan mata yang terpejam akibat fikir tak ingin lagi becengkrama. 

Bangun sejenak dan bertemu dengan Nya lagi, kali ini menceritakan tentang gunda dan keluh yng selalu terlontarkan. 

Lgi lgi dan lgi. Dia lah tempat kembali yng paling mengerti. 

Dan sekrang ini tibalah untuk mengakhiri dengan hening dan dinginnya malam yng menyelimuti seluruh bdan hangat nn kaku. 

Memejamkan mata, menenangkan akal, mengevaluasi diri 

Selamat beristirahat

Sabtu, 11 April 2020

Filosofi permainan Merdeka

di April 11, 2020 0 komentar
Ahad, 12 April 2020
Aku dan permainan masa kecil ku

Hari itu, pada pertengahan hari yang di tandai dengan bayang sudah sejajar dengan tiang. ku duduk bersemayam di tempat biasa aku bekerja, di tempat semua yang ada dalam rasa dan angan ku tuangkan menjadi kata hingga kisah cerita.

Saat aku menulis ini, aku sudah berumur 19 Tahun yang sebulan lagi akan berumur 20 tahun, aku menempuh pendidikan saat ini di Universitas satu-satu universitas islam di Bali-Nusa tenggara, iya UIN MATARAM, aku mengambil prodi HUKUM KELUARGA ISLAM. Aku tidak bangga dengan itu karena itu adalah Tangug jawab besar yang akan ku laporkan pada kemudian hari.

Aku terlahir di desa, dari orang tua sederhana Namun terpandang, mereka bukanlah Presiden atau kepala desa, bapak ku hanya staf biasa yang mengabdi kepada negara, emak ku hanyalah ibu rumah tangga dan guru anak-anaknya.

Desa ku asri sejak ku kecil hingga saat ini, Hanya sedikit bereda, aku dulu kecil yang senang bermain dan sekarang sedikit menjadi manusia yang sibuk memikirkan kemajuan bangsa,

Aku menulis ini untuk mengulang kembali masa kecil ku di desa asri.

Jauh dari kota, aku mengahabiskan masa kecil dengan panorama alam nan indah, Pernafasan ku jauh dari debu polusi, dan mata ku jauh dari gedung tinggi.

Sebelas Tahun silam, aku masih bocah yang duduk mendengar ocehan manusia berjasa di bangku usang dengan seragam merah putih, Aku sama seperti anak pada umumnya, yang gemar bermain dan bermain tapi tak lupa waktu, karna jika ku lupa waktu ada sebatang kayu menunggu yang di pegang tuan bermata merah.

Permainan yang viral saat itu bukanlah tik tok saat ini, saat itu kami anak desa jauh dari berbagai macam buatan tanggan orang china, kami bermain dengan riang gembira bersama karya dan buatan tangan sendiri.
Sederhana itu pasti karna di rakit dengan bahan dan alat yang mencukupi.

Tak ada maslah dengan rupa dan harga, karena dalam pikiran kami anak desa terpenting canda tawa riang gembira.

Tibalah pada sore hari, setelah selasai bekerja di rumah, ku turun dengan rupa yang sederhana menyapa kawan yang sedang menyipakan alat untuk bermain MERDEKA Namanya.

Permainan yang hanya menggunakan karet dengan membutuhkan jasa beberpa manusia.

Permainan loncatan itu di awali dengan tahap yang lebih rendah, kemudian naik sedikit menjadi sedang, dan sampailah pada tahap yng lebih tinngi untuk di loncati.

Ku duduk saat ini terpikirkan oleh ku filosofi permainan ini, PERMAINAN MERDEKA yang di mainkan oleh sedikitnya 4 orang dengan memulai dari tahap awal lebih rendah, menenggah hingga pada ujung lebih tinggi untuk raih.

Akankah filosofi permainan ini, mendidik anak muda mengikuti proses dari terendah hingga tinggi untuk diraih?

Proses mengadu kekuatan anak muda, kecerdasan dan kesabaran untuk tetap berusaha dalam meraih tiap tahap hingga berada pada ujung yang di menangkan.

Permainan akan usai saat matahari menyapa senja, hingga bertukar peran dengan malam yang di temani gempita bintang dan cahaya rembulan.

Jumat, 10 April 2020

Salah satu Makhluk Tuhan

di April 10, 2020 0 komentar
Selasa, 31 maret 2020
   (Ella Mianti, Awal rasa)

Aku menceritakan sedikit tntang rasa yang aku pun tak mengerti tentangnya.
Malam, Aku ingin sampaikan kepadamu
tentang sebuah rasa yang tabuh mengusik dada ku
pikir ku terusik oleh satu raga
yang datang dari bagian timur Indonesia
ntah mulaikapan rasa ini ada
namun saat aku melihatnya
rasa ku senang dan tak ingin memalingkan mata
ingin ku memiliki seutuhnya
Dia yang sederhana
dia yang tampil selalau berbeda
tampilan mengikuti kata hatinya
itulah yang membuat aku menyimpan rasa kepadanya.
aahh, tapi itu hanyalah rasa sepihak ku saja
karna suda dia tegaskan bahwa kita hanya lah teman semata
sesaat terlontak kalimat itu
rasa ku bergemuru
pikir ku menguatakan rasa
memberitahu bahwa Tuhan selalu ada
Aku mendekat Pada Tuhan
dan tak akan aku menduakan Nya.
Sudah ku tutup rasa itu untuk pujangga
yang datang dari timur Indonesia
Ku biarkan taqdir yang akan berbicara
karna Tuhan Ku selalu Ada

Senin, 30 September 2019

catatan harian seorang ketum.

di September 30, 2019 0 komentar

          Kediri, 30 September 2019

                                                       DENGKURAN DAN TAWA
                                                                        
Bercorak tawa di bawa bentangan langit biru dihiasi awan yang berlalu lalang menutupi cahaya  rembulan, kali ini bintang gemintang tidak terlihat solid. Dinginnya malam tidak menghalau orang-orang yang fokus pada pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh peserta latihan kader satu secara bergiliran.
Setelah usai dari diskusi yang dibumbui canda tawa, suasana menjadi kaku, tidak ada hal yang menarik untuk dibahas karena semuanya pada beku diguyur kedinginan. Akhirnya, sembari menunggu pagi menelan malam. Saya bercumbu kembali bersama sebuah buku merah di tengah-tengah dengkuran beberapa santri di dalam Masjid.
Ku buka batas bacaan yang ditandai dengan secarik kertas, supaya buku tetap terjaga dan tidak cepat rusak. Dari baris ke baris hingga beberapa paragraf telah terlewati. Suasana menjadi berbeda, dengkuran para santri yang sedang tertidur sontak hilang dan bangun akibat tawa.
Sesampai pada persimpangan halaman ada kalimat yang membuat hati dan pikiran sedikit tercerahkan, Ada hasrat dalam  diri untuk membagikan agar jadi pegangan ampuh untuk diri dalam kehidupan sehari-hari "Jika dicaci kau takkan mati, dipuji pun takkan kenyang''. Sekilas redaksi singkat nan luar biasa.
Tidak terasa pagi pun tiba (pukul 04.00 wita) kami berkemas untuk segera berangkat pulang ke kediaman masing-masing. Kondisi jalanan masih tertutup kabut ada rasa tidak siap untuk melalui,  raga semakin beku dan menggigil, kediaman kami Masih jauh dalam pandangan,  akhirnya raga memutuskan untuk memerobos dinding kabut nan tebal, terlihat jelas jalanan terbentang lurus dan sepi.


M A R J A N
 

Tintasetitik_dalam ilusi © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor